Tantangan bisnis UMKM di Indonesia memang tidak bisa dianggap enteng. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, hanya sekitar 1% UMKM di Indonesia yang memiliki akses ke modal dari bank. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu tantangan utama bagi UMKM adalah akses ke modal yang terbatas.
Menurut Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, “Salah satu cara untuk mengatasi tantangan akses modal bagi UMKM adalah dengan meningkatkan kerjasama antara UMKM dan lembaga keuangan mikro seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Koperasi Unit Desa (KUD). Dengan kerjasama yang baik, UMKM dapat memperoleh modal dengan bunga yang lebih rendah dan jangka waktu yang lebih fleksibel.”
Selain akses modal, tantangan bisnis UMKM di Indonesia juga terkait dengan keterbatasan akses pasar dan teknologi. Menurut Achmad Zaky, CEO Bukalapak, “UMKM di Indonesia perlu memanfaatkan platform digital seperti marketplace untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan.”
Cara mengatasi tantangan akses pasar dan teknologi bagi UMKM adalah dengan meningkatkan literasi digital dan memanfaatkan pelatihan yang disediakan oleh pemerintah maupun lembaga non-profit. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, “Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan literasi digital di kalangan UMKM melalui program-program seperti Gerakan Literasi Digital.”
Dengan kerjasama antara UMKM, pemerintah, dan lembaga keuangan mikro, diharapkan UMKM di Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dan terus berkembang menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Semoga dengan upaya bersama, UMKM di Indonesia dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian negara.